Sekolah
tinggi teologi keberadaanya sudah dikenal oleh kalangan Kristen dari
dulu. Namun tidak banyak orang yang tertarik untuk masuk sekolah tinggi
tersebut. Ada banyak hal atau alasan yang melatar belakangi mengapa
mereka kurang begitu tertarik dengan sekolah tersebut. Mulai alasan yang
cukup menakutkan bahkan alasan yang menyepelekan. Alasan yang
menakutkan adalah orang takut sekolah teologi karena merasa tidak layak
untuk menjadi seorang pendeta karena untuk mejadi seorang pendeta harus
memiliki kehidupan rohani yang cukup baik. Kemudian alasan yang
menyepelekan adalah anggapan bahwa sekolah teologi tidak memiliki masa
depan.
Itu
sebabnya, beberapa orang yang tertarik untuk sekolah teologi karena
didasari oleh berbagai latar belakang alasan. Mulai karena terpanggil
untuk menjadi seorang pelayan Tuhan maupun mereka yang ingin mengubah
kehidupan moral yang lebih baik lagi bahkan ada beberapa orang yang
sekolah teologi karena sudah tidak ada pilihan lain.
Berbicara
tentang panggilan, Beni Hutagalung dalam karya ilmiahnya mengatakan
bahwa panggilan adalah suatu tugas yang diberikan Allah pada manusia
yang mengacu kepada pelayanan. Dipanggil berarti adanya tugas terhadap
seseorang yang harus dilaksanakan.[1]
Dan
Kamus Latin Indonesia, Drs. K. Prent, C.M. Drs. J. Alisubrata Poerwa
Darmita di dalam bahasa Inggris panggilan disebut “vocation”. Vocation
berasal dari kata Latin “vocare” yang artinya “memanggil”.[2]
Tuhan memanggil manusia untuk mengambil bagian dalam pelayanan Kristen.
Tuhan juga memanggil sebagian dari umat-Nya untuk mengabdikan diri
secara khusus sebagai rasul, nabi, penginjil, gembala, guru, dan
lain-lain. Jadi bukanlah jawaban yang pas / baik apabila seorang
mahasiswa teologi tidak mengerti apa panggilan atau motivasi untuk masuk
sekolah teologi.
HAMBA TUHAN DAN PANGGILANNYA
Panggilan
Allah kepada seseorang merupakan karunia atas diri manusia yang pada
akhirnya manusia tersebut menjalankan panggilan tersebut sebagai bukti
konkret dari pemahamannya terhadap panggilan yang mengacu pada seluruh
kehidupannya.
Dalam
Alkitab dituliskan banyak contoh tentang tokoh-tokoh yang dipilih dan
dipanggil untuk melaksanakan tugas dari Tuhan. Tokoh satu dengan yang
lain memiliki latar belakang dan tujuan yang berbeda di dalam mengemban
misi tersebut. Sebagai contoh panggilan Yeremia berbeda latar belakang
dan tujuannya dengan panggilan Musa yang walaupun sama-sama memimpin
umat yang sama.
Ketika
Yeremia dipanggil TUHAN untuk menjadi seorang nabi (Yer.1:5). Dia tau
ada kesulitan yang akan dialami Yeremia itu sebabnya dia berkata:“Sesungguhnya aku ini tidak pandai berbicara, sebab aku ini masih muda” (ayat 6).
Ungkapan ini disampaikan Yeremia sebagai upaya untuk menolak panggilan
itu. kata-kata ini juga mengingatkan pada usaha Musa untuk melarikan
diri dari kesulitan menjalankan tugas seorang nabi (Kel. 4 : 10-13).
Musa memberikan berbagai alasan kepada TUHAN agar jangan diberi tugas
untuk menuntun bangsa Israel. Di sini pun Yeremia berusaha untuk mencari
alasan agar ia tidak diberi perutusan untuk menjadi utusan TUHAN bagi
bangsa terpilih. Ia menyampaikan alasan bahwa ia tidak pandai berbicara
karena masih terlalu muda.
Kalau
Tuhan yang sudah memanggil tidak ada satupun yang dapat menolaknya,
dengan alasan apapun. Panggilan Yeremia sebagai nabi oleh prakarsa Allah
bertujuan untuk melanjutkan karya Allah pada manusia serta menunjukkan
bahwa Allah tidak sekalipun meninggalkan manusia di dunia ini. Ini
adalah suatu pemahaman, bahwa ketika Tuhan memanggil seseorang untuk
menjadi pelayan-Nya tidak ada tawar menawar.
Panggilan
identik dengan persoalan/permasalahan. Tuhan memanggil seseorang untuk
menyeselesaikan misi tertentu, artinya siapapun yang dipanggil Tuhan
untuk menjadi pelayan-Nya pasti untuk menyelesaikan sesuatu masalah.
Inilah yang seringkali menghantui mahasiswa teologi, karena mereka
beranggapan bahwa panggilan itu mendatangkan beban berat yang harus
dipikul dalam hidupnya.
Seharusnya
tidaklah demikian, karena sejak awal Yesus telah mengingatkan bahwa:
“Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya,
memikul salibnya dan mengikut Aku.” (Mat. 16:24). Lukas juga mengisahkan
tentang hal ini: "… barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut
Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku”. (Luk. 14:27).
Penulis
melihat bahwa rahasia kebenaran yang tertulis dalam ayat di atas sangat
besar karena berkaitan erat dengan keberhasilan dalam sebuah panggilan.
Inilah yang mendorong penulis untuk menulis skripsi ini dengan judul:
Panggilan Yeremia Dan Relevansinya Bagi Mahasiswa Teologi (Suatu
Tinjauan Eksegesis Yeremia 1:4-10). Dengan harapan dapat menemukan
hal-hal yang menjadi faktor-faktor penyebab keberhasilan dalam meresponi
sebuah panggilan Tuhan. Yang akhirnya dapat dijadikan sebagai
sumbangsih bagi mahasiswa teologi untuk menjalani panggilannya dan
kepada seluruh hamba Tuhan pada umumnya.
Kata
“Panggilan” atau “Calling” mungkin sudah banyak didengar dan dipakai
dalam dunia sekuler. Karena itu hari ini kita sering mendengar orang
berkata: “ini adalah panggilan jiwa, ini adalah panggilan hati, ini
adalah panggilan hidup” dan lain sebagainya. Kata-kata itu menyiratkan
sebuah makna terkait dengan passion seseorang terhadap apa yang menjadi
fokus dalam hidupnya yang lahir dari keterlibatannya dalam suatu bidang
atau bagian tertentu. Tetapi bagi pelayan Tuhan, kata panggilan memiliki
makna yang jauh lebih dari sekedar passion, karena panggilan bagi
pelayan Tuhan adalah berkaitan dengan komitmen diri yang melibatkan
seluruh hidup. Panggilan yang dimaksud adalah panggilan yang didasarkan
atas sebuah keyakinan bahwa panggilan itu datangnya dari Tuhan, ketika
seseorang meresponi panggilan Tuhan, dengan mempersembahkan diri dan
seluruh hidup bagi pelayanan pekerjaan Tuhan. Sebagaimana yang dikatakan
oleh London “Panggilan hamba Tuhan adalah sebuah pertemuan pribadi
seseorang di mana Allah mengundang seseorang untuk melakukan tugas
khusus yang tak pernah dipahaminya sepenuhnya.” 1 Seorang yang
terpanggil tidak dapat melupakan realita bahwa dia telah dipanggil.
Karena itu tiada pengalaman yang lebih mulia bagi seorang pelayan yang
terpanggil dalam perjumpaannya dengan Allah. Panggilan kepada pelayanan
adalah suatu panggilan yang merupakan sebuah kombinasi antara dimensi
adikodrati dan manusiawi, yang membangkitkan gambaran tentang kebakaran
hutan dan sambaran kilat, tetapi juga menghasilkan gambaran tentang
kehormatan dan pengabdian kepada maksud dan tujuan Allah.2
Lebih lanjut London mengatakan: “Panggilan seringkali dimulai di dalam diri kita di mana Allah mempengaruhi jati diri kita di mana Allah mempengaruhi jati diri dan harga diri, dan itu bergerak keluar kepada kebutuhan dunia atau kepada orang yang menderita di lingkungan kita atau di kota lain. Suatu panggilan condong untuk menjelaskan makna hidup kita dan memberikan kepada kita tujuan hidup”.3
Di dalam panggilan seorang pelayan Tuhan hal penting yang perlu ia ingat selalu ialah: betapa banyak Allah menghendakinya untuk menjadi hamba-Nya, serta betapa dunia dan gereja membutuhkan seseorang seperti dia untuk tugas ini.4 Karena itu dalam mengingat kembali panggilannya hendaklah setiap pelayan Tuhan memahami benar-benar bahwa “panggilan berarti dipakai untuk memberikan dampak pada sebagian dari dunia Allah yaitu bagian yang mulia dan kekal.
Lebih lanjut London mengatakan: “Panggilan seringkali dimulai di dalam diri kita di mana Allah mempengaruhi jati diri kita di mana Allah mempengaruhi jati diri dan harga diri, dan itu bergerak keluar kepada kebutuhan dunia atau kepada orang yang menderita di lingkungan kita atau di kota lain. Suatu panggilan condong untuk menjelaskan makna hidup kita dan memberikan kepada kita tujuan hidup”.3
Di dalam panggilan seorang pelayan Tuhan hal penting yang perlu ia ingat selalu ialah: betapa banyak Allah menghendakinya untuk menjadi hamba-Nya, serta betapa dunia dan gereja membutuhkan seseorang seperti dia untuk tugas ini.4 Karena itu dalam mengingat kembali panggilannya hendaklah setiap pelayan Tuhan memahami benar-benar bahwa “panggilan berarti dipakai untuk memberikan dampak pada sebagian dari dunia Allah yaitu bagian yang mulia dan kekal.
[1] Benny Hutagalung S.Th Karya Ilmiah. December 2011 Hlm 1
[2]Kamus Latin Indonesia, Drs. K. Prent, C.M. Drs. J. Alisubrata Poerwa Darmita. Penerbit Yayasan Kalnisius Yogyakarta; 1969.Hlm 936
Lucky Club Casino Site
BalasHapusLucky Club Casino is rated 4.5 of 5 based on 7 ratings luckyclub and 2878 reviews. Read 2 user reviews and leave a review. Rating: 4 · 2 reviews
Las Vegas casinos - Dr.MD
BalasHapusLas Vegas 충주 출장샵 casinos include Wynn Las Vegas, The Mirage, 안동 출장마사지 Caesars 서귀포 출장마사지 Palace, 양산 출장안마 Treasure Island Resort 김제 출장샵 and Casino, and Palms Casino. If you are looking for the most